Minggu, 15 Juli 2012

Analisis Jumlah Wisatawan ke Wakatobi


     Indonesia memiliki sejuta pesona alam yang sangat indah di seluruh dunia, berbagai panorama alam yang menyuguhkan kekaguman bagi setiap wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Salah satunya yaitu Wakatobi yang merupakan sebuah kabupaten yang terdapat di Sulawesi Tenggara. Beberapa tahun belakangan ini Wakatobi menjadi daerah tujuan wisata yang popular bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini disebabkan karena keindahan pantai Wakatobi yang memiliki air yang biru serta pasir putih ditambah dengan keindahan biota laut didalamnya sehingga dijuluki sebagai surga bawah laut bagi para wisatawan yang berkunjung kesana. Keindahan pantai wakatobi merupakan modal untuk menarik banyak wisatawan. Dan itu terbukti dari data yang dimiliki pemerintah kabupaten Wakatobi terkait jumlah wisatawan yang berkunjung ke Wakatobi tahun 2010 yaitu sejumlah 3.000 orang dan di tahun 2011 meningkat sebesar 100% menjadi 6.000 orang. Hal yang sama juga terjadi pada jumlah kunjungan wisata. Jika sebelumnya hanya tercatat sekitar 10.000 kali di tahun 2010, namun di tahun 2011 ini jumlah kunjungan wisata tercatat lebih kurang 15.000 kali. Artinya, satu wisatawan yang berkunjung ke Wakatobi rata-rata antara dua dan tiga kali kunjungan.
     Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke Wakatobi tersebut ikut memberi kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wakatobi. Tahun 2011, kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wakatobi mencapai 25 persen dan diharapkan di tahun 2012 mencapai 35 persen. Pemerintah Kabupaten Wakatobi saat ini masih memberi perhatian besar terhadap pengembangan pariwisata dengan mengalokasikan anggaran melalui APBD pada sektor tersebut sebesar lebih kurang Rp 5 miliar. Dana sebesar itu akan digunakan membiayai usaha industri ekonomi kreatif masyarakat, terutama pembinaan keterampilan bagi para perajin agar bisa menghasilkan kerajinan berkualitas dan bernilai jual tinggi. Dana tersebut juga untuk membiayai kegiatan promosi pariwisata Wakatobi ke sejumlah negara, terutama Australia dan negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Australia dan negara-negara di kawasan Asia Pasifik menjadi sasaran promosi pariwisata Wakatobi karena wisatawan dari dua kawasan itu belum banyak yang berkunjung ke Wakatobi. Para wisatawan yang berkunjung ke Wakatobi saat ini masih didominasi wisatawan dari negara-negara Eropa, seperti Inggris, Belanda, dan Swiss serta Amerika


Jawaban 


Pasir putih terhampar sepanjang pesisir. Nyiur melambai disapu angin pantai. Saat laut surut, keindahan alam bawah laut kian menggoda. Ikan-ikan bercumbu di sela-sela terumbu karang. Keindahan itu bisa disaksikan cukup dengan mata telanjang. Wakatobi, di sanalah, pesona alam nan surgawi.
Wakatobi adalah nama yang diambil dari kependekan pulau terbesar yakni Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko yang terletak di sebelah tenggara Sulawesi. Dahulu, orang menyebutnya di Kepulauan Tukang Besi. Kawasan seluas 1,39 juta hektare itulah yang kemudian dijadikan taman nasional laut pada tahun 1996. Luas kawasan itu pula yang menjadi disahkan sebagai Kabupaten Wakatobi pada tahun 2004.
“Taman Laut Nasional Kepulauan Wakatobi menjadi harapan kami. Kewajiban saya adalah menjaga agar ekosistem taman nasional tidak rusak. Selain itu, pengembangan sumber daya Wakatobi hendaknya dapat dilakukan oleh masyarakat setempat,” kata Penjabat Bupati Wakatobi HAM, Madra ketika menyambut rombongan wartawan baru-baru ini.
Sektor pariwisata Wakatobi memang sedang menggeliat. Pemda setempat terus membenahi infrastruktur untuk menunjang pengembangan pariwisata. Hingga kini, arus kunjungan wisata telah mencapai 3.000-5.000 orang per tahun. Namun, kunjungan wisata masih didominasi turis asing asal Eropa dan Amerika.
Taman Nasional Kepulauan Wakatobi (TNKW) memang merupakan taman laut terbesar kedua setelah Taman Nasional laut Teluk Cendrawasih di Papua. Di kepulauan ini, banyak orang mengagumi pesona Karang Kaledupa yang merupakan karang terluas dan terpanjang di Indonesia. TNKW memang terletak di kawasan Segitiga Terumbu Karang Dunia.
Kepulauan Wakatobi memiliki 25 gugusan terumbu karang. Terumbu karang tersebar di antara 37 pulau yang ada. Di kepulauan ini, baru enam pulau saja yang dihuni. Sementara hanya 11 pulau yang memiliki nama. Sisanya, 31 pulau masih tak bernama dan belum dikelola. Para wisatawan yang datang , umumnya melakukan kegiatan selam, snorkeling, berenang, berkemah dan wisata budaya.
Keindahan alam Wakatobi memang berasal dari kekayaan sumber daya alamnya. Kajian ekologi yang dilakukan The Nature Conservancy (TNC) dan World Wide Fund for Nature (WWF) pada tahun 2003 menemukan 396 jenis karang batu penyusun terumbu karang. Di kawasan itu, sebanyak 590 jenis ikan ditemukan berkembang biak. ntuk melihat upaya konservasi di Wakatobi, WWF dan TNC mengundang para wartawan dari Jakarta dan Kendari. Dari Kendari, rombongan menuju Bau-Bau dan melanjutkan perjalanan dengan kapal Phinisi bernama Menami. Dengan kapal bermesin itu, kami mengunjungi pulau-pulau di Wakatobi.
Musim Kunjungan
Jika menggemari olahraga selam, situs penyelaman di Wakatobi sampai ratusan jumlahnya. Seorang pengusaha asal Swiss bernama Lorenz Mader bahkan telah membuka Wakatobi Dive Resort, yang menawarkan wisata selam. Resor tersebut malah sudah dilengkapi dengan bandara perintis, yang melayani turis langsung dari Bali. “Musim kunjungan terbaik adalah bulan April sampai Juni dan Oktober sampai Desember. Di luar bulan itu, ombak terlalu besar sehingga terlalu berisiko untuk melakukan perjalanan,” kata Maaruji, warga se- tempat.
Selain Wakatobi Resort, ada beberapa perusahaan yang mengurus kunjungan wisatawan ke Wakatobi dan kawasan wisata lainnya di Kabupaten Buton, antara lain Badan Pengembangan Wallacea (Jakarta) dan Wolio Travel (Baubau). Biasanya, wisata-wan juga dapat menggunakan kapal besar dari Kendari. Jarak Kendari-Wakatobi dapat ditempuh dalam waktu 16 jam.
Wisatawan yang berkunjung ke TNKW dapat menginap di 63 bungalow, milik pemda di Pulau Hoga. Sementara PT Wakatobi Dive Resort mengelola Pulau Onemobaa, pulau kecil berpasir putih secara eksklusif. Namun paket wisata di sana relatif mahal. Sementara di Pulau Hoga, sebelah utara Pulau Kaledupa, tarif menginap di satu bungalow masih Rp 50.000, per malam.
Masing-masing pulau tersebut berstatus pemerintahan kecamatan. Kepulauan yang terletak di Laut Banda itu berjarak 150-200 mil dari Baubau, ibu kota Kabupaten Buton. Dahulu Wakatobi memang menjadi bagian dengan Kabupaten Buton. Itu sebabnya, sebagian wisatawan kadang juga memilih rute Kendari – Bau-Bau – Wanci. “Setiap hari, ada dua kali kapal cepat, dengan lama 5 jam perjalanan. Ada juga kapal kayu, tetapi memakan waktu 12 jam perjalanan. Kota Wanci di Pulau Wangi-wangi adalah pintu gerbang Wakatobi,” papar Outreach & Community Development Coordinator WWF Indonesia, Veda Santiadji.
Daya Tarik
Menurut Monitoring & Surveilance Coordinator TNC, Anton Wijonarno, sejak berstatus taman nasional, Wakatobi terus mengembangkan program konservasi sumber daya alam. Tujuannya adalah melestarikan kekayaan sumber daya alam flora dan fauna baik di luar maupun di darat. “Berkat keanekaragaman terumbu karang, Wakatobi memiliki keistimewaan biota laut. Selain berlimpah sumber daya laut, kepulauan ini juga mempunyai kekayaan fauna and flora spesies langka,” ujarnya.
Di perairan Wakatobi, para nelayan tradisional cukup mudah mendapatkan ikan. Populasi ikan tersebut memang sangat bergantung dengan keberadaan terumbu karang. Oleh karena itu, praktik penangkapan ikan dengan bom atau obat bius cukup meresahkan. Hal itu mulai disadari setelah WWF dan TNC melakukan edukasi terhadap masyarakat setempat.
“Kami juga mencoba mengupayakan peran petani rumput laut. Kalau banyak petani rumput laut, otomatis nelayan pembom akan takut. Mereka saling bertentangan karena rumput laut akan rusak,” ujar Kepala Balai TNKW, Syihabuddin. Perairan Wakatobi sangat kaya dengan sumber daya laut. Setelah mengenal rumpon, para nelayan makin mudah mendapatkan ikan. Seekor ikan tuna dengan berat 4 kg dijual dengan harga Rp 20.000.
Berbagai spesies ikan memang dapat ditemukan dengan mudah. Mulai dari kakap, kerapu, ekor kuning, tuna, napoleon, sampai hiu. Jika beruntung, wisatawan juga dapat menyaksikan iringan lumba-lumba berenang dari atas kapal.
Tiga bulan sekali, beberapa kapal pengumpul ikan berlabuh di perairan Tomia. Kapal-kapal itu membeli ikan dari para nelayan setempat. Hampir sebulan penuh, mereka mengisi muatan. Salah satu kapal pengumpul malah berasal dari Muara Baru, Jakarta. Menurut mereka, ikan-ikan itu akan dipasok untuk pasar-pasar Jakarta. Jika waktu perjalanan mencapai dua minggu, bisa dibayangkan, berapa lama ikan-ikan dalam pengawetan?
Wakatobi tidak hanya punya daya tarik alam. Di kepulauan itu, ada beberapa perkampungan Suku Bajo yang didirikan di atas laut. Mereka dikenal sebagai pelaut tangguh. Para nelayan Bajo juga dikenal mampu menangkap ikan hanya dengan tombak. Di pulau Kaledupa dan Binongko, wisatawan dapat membeli kain tenun hasil kerajinan penduduk setempat. Sehelai kain tenun ikat dijual dengan harga Rp 100.000- Rp 200.000.
Di Kaledupa, kerajinan yang dikenal adalah kain sarung Wuray dan tikar lipat. Jika mampir ke Pulau Binongko, jangan ragu mengunjungi lokasi para pengrajin besi. Dari para pengrajin inilah, Wakatobi dikenal sebagai kepulauan Tukang Besi. Menikmati keindahan alam Wakatobi rasanya tak cukup hitungan hari. Keanekaragaman flora dan faunanya begitu memanjakan mata. Tak kunjung puas orang mengagumi pesonanya.
Setelah sauh diangkat, Menami membawa kami pulang. Jauh di sanubari, kami pun berjanji. Wakatobi, suatu hari nanti, kami kan kembali.


http://deburanombak.com/2011/05/wakatobi-geliat-wisata-taman-nasional/




Senin, 18 Juni 2012


CLUB MEDITERANIAN, MANFAAT EKONOMI BAGI NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

1.      Latar Belakang
Club med didirikan pada tahun 1950 oleh asosiasi olahraga olimpic sebagai tempat liburan pedesaan di mana pengunjung bisa menikmati aktivitas olahraga di dalam perkemahan. Filosofi dari Club berdasarkan pada kehidupan orang-orang yang tinggal di lingkungan perkotaan yang melihat perbedaan pengalaman ketika liburan. Liburan ini bertujuan untuk melupakan sejenak kehidupan sehari-hari bagi wisatawan yang lelah bekerja dalam suasana perkotaan yang padat dan menjemukan. Oleh karena itu di liburan pedesaan Club med, didesain secara khusus, seperti: tidak ada telepon, tidak ada koran, banyaknya hiburan (khususnya aktivitas olahraga), dengan pakaian santai (casual), sistem pembayaranpun diselesaikan di hari terakhir wisatawan tinggal. Semua fasilitas yang disediakan untuk memberikan kesenangan dan kenyamanan pada wisatawan (tamu). Club Med adalah perusahaan pertama yang menawarkan semua termasuk paket liburan, yang telah menjadi segmen dengan pertumbuhan tercepat di sektor pariwisata.

Konsep ini berakhir pada awal 1980an, dimana Club Med telah memiliki 80 unit hotel di pedesaan pada 24 negara. Termasuk vila pedesaan musim panas, vila pedesaan musim salju seperti pedesaan yang letaknya jauh dari perkotaan dengan pemandangan alam yang indah dan memungkinkan untuk berekreasi., hal tersebut merupakan keungggulan tersendiri dengan terdapatnya fasilitas yang terbaik. Totalnya, unit Club Med yang ada pedesaan ini menawarkan 60.000 kamar untuk menginap, 12.000 staff karyawan dan anggota member lebih dari 1.000.000. Klub ini menawarkan paket yang di dalamnya terdapat perjalanan keliling sudah termasuk pemesanan pesawat, penjemputan di bandara, akomodasi (di hotel, penginapan atau bungalow), makan, dan penggunaan semua fasilitas olahraga dengan instruktur yang berpengalaman. Hiburannya diorganisir oleh anggota karyawan yang dikenal dengan ‘Gentil Organisateur’ (Nice Organisers) yang menganjurkan untuk mendekati (bergaul) dengan tamu dengan pendekatan berteman selain memberikan pelayanan sebagai karyawan Club Med. Hal ini sangat unik karena semua operator menawarkan produk yang original (asli).
Pada tahun 2000, persaingan dibidang ini menjadi sangat kuat, dan Club Med membutuhkan usaha-usaha untuk menyegarkan kembali citranya. Konsep Club Med telah menjadi ketinggalan zaman, meskipun memiliki lebih dari 100 resor desa di beberapa lokasi yang paling indah di dunia, dikunjungi oleh 1,5 juta pengunjung setiap tahun, (menurut John Vanderslice, Presiden & CEO Club Med Amerika. Club Med, sebagai merek yang sangat terkenal, namun tidak memiliki positioning yang jelas, (Vanderslice), "Harga dianggap terlalu mahal, dan membangun loyalitas dan memenangkan pelanggan baru telah menjadi jauh lebih sulit." Club Med harus merenovasi banyak villa-villa di desa, merubah sistem informasinya, keuangan, manajemen, dan isu-isu hukum. "Singkatnya, kami harus mengubah segalanya, tapi .... tetap semuanya sama." Perusahaan memiliki kerjasama yang baik dengan pasar Perancis dan Amerika, mempercayakan pemasaran pada periklanan, pelanggan (member) dan promosi dari mulut ke mulut. Presiden Club Mediterranee Amerika Utara, Jean Lallement, merasa bahwa produk yang dimiliki Club Med memiliki kekuatan dan konsep yang lebih menarik dari paket lainnya di pasaran. Ia menambahkan bahwa penelitian kecil menemukan bahwa ada hal lain yang harus diperhatikan yaitu untuk mngerti profil perusahaan pelanggan tetapi rata-rata pelanggan yang datang berasal dari kelas sosial yang tinggi dengan umur 20-30 tahun dan satu di antara tiga berstatus sendiri (belum menikah). Dia merasa bahwa perusahaan harus mampu meraih 70 % tamu untuk melakukan kunjungan kembali (repeater) dengan meningkatkan kepuasan dalam produknya.

Lebih dari dua dekade, operator lain meniru konsep liburan pedesaan seperti di Pulau Karibia, walaupun mengadakan pemilihan target dan segmen pasar yang spesifik. Dalam meningkatkan segmen pasarnya, merek dari Club Med kehilangan keasliannya dan walaupun perusahaan masih berhasil di dalam pasar tradisional (Perancis dan Amerika) tetapi reputasi kualitasnya menurun dan liburan menjadi hal yang mahal. Di akhir tahun 1990an, perusahaan mengalami krisis keuangan. Di tahun 1997, Club Med merekrut Philippe Bourguignon dari Eurodisney untuk melanjutkan perusahaan dan tugas pertamanya adalah mengadakan evaluasi yang komprehensive tentang kekuatan dan kelemahan. Dia menemukan kepastian produk perusahaan yaitu: “Hari ini, Club berfokus pada manajemen liburan pedesaan. Di masa depan, kita harus fokus pada merek.” Pernyataan ini merupakan revolusi mini dari bagian operasional terutama pemasaran.
Dia mengakui bahwa konsep dan produk inti menarik (berbeda) tetapi citra perusahaan dan produktivitas sangat lemah. Walaupun begitu, dia merekomendasikan strategi baru berdasarkan pada pemosisian (repositioning) perusahaan dalam meningkatkan efisiensi.

Pertama, melakukan analisis untuk menentukan apa yang awalnya telah membuat Club Med begitu sukses, kemudian mengembangkan rencana yang akan memperkuat nilai-nilai inti dan penting kualitas yang membedakannya dari kompetisi. Perusahaan diciptakan slogan baru, "Lakukan sekarang, lakukan saja cepat, dan melakukan semuanya pada saat yang sama, "kata Vanderslice." Club Med adalah tim baru yang baru saja menyentuh tanah dan berlari, memikirkan kembali produk kami, memulihkan daya saing melalui harga, meningkatkan penjualan, dan re-engineering banyak operasi kami, " kata Vanderslice.

Untuk memperkuat dan reposisi merek, Club Med memutuskan untuk:
           a.       Renovasi desa, menghabiskan lebih dari $ 150 juta hanya di Amerika Utara.
           b.      Meningkatkan pengeluaran pemasaran, dan fokus pada media baru, terutama secara online.
           c.       Menyederhanakan struktur harga dengan menawarkan tingkat harga yang lebih sedikit dan mengurangi jumlah promosi.
         d.      Perluas penawaran produk dengan meningkatkan menunjukkan dan memperkenalkan kegiatan baru, yang termasuk panjat tebing, roller blading dan seni sirkus.
           e.       Atur ulang operasi, dan bergerak Club Med markas dari New York ke Florida.

Pada akhir 2000, Club Med usaha reposisi membawa pada tempat yang strategis. Club Med memiliki struktur keuangan yang kuat, manajemen baru, dan budaya baru. Pada tahun 2001, pendapatan naik, laba operasional lebih tinggi, lebih banyak tamu, dan semangat hebat, ungkap Vanderslice . Club Med sudah siap untuk meluncurkan kampanye besar di New York, "wanna play," pada 15 September, maka peristiwa tragis 11 September terjadi. Club Med menunda peluncuran dan bertanya-tanya apakah konsep ini tidak sinkron dengan realitas baru. "wanna play" konsep telah direncanakan sebagai tema untuk mengusir semua Club Med lain program pemasaran. "Wanna Play" akan mendorong orang dewasa untuk menambah kesenangan bagi kehidupan mereka, dan melibatkan anak-anak mereka di Club Med's program anak-anak. "Tapi yang paling penting, itu adalah cahaya-hati dan pesan yang jelas kepada pelanggan bahwa Club Med peduli tentang hubungan," Vanderslice menjelaskan. Setelah Presiden George W. Bush dan Walikota New York Rudy Giuliani memulai permainan bisbol pertama World Series kurang dari dua minggu kemudian, Club Med memutuskan saat yang tepat untuk memulai "Wanna Play." "Di masa-masa sulit, itu lebih penting daripada sebelumnya untuk mengidentifikasi dan memperkuat nilai-nilai inti Anda," Vanderslice noteed. "Hasil jangka pendek seharusnya tidak menghalangi jangka panjang membangun merek." Untuk mempertahankan keberhasilan rebranding,
Club Med mengikuti lima prinsip.
          1.      Upaya branding yang sukses fokus pada pembangunan hubungan. Itu sebabnya branding melampaui periklanan, yang merupakan monolog. Branding adalah sebuah dialog.
           2.      Merek yang sukses meraih peluang luar biasa yang diciptakan oleh perubahan sosial dan ekonomi.
           3.      upaya-upaya branding yang sukses baik memungkinkan personalisasi dan skala ekonomi.
        4.    Merek, menurut definisi mereka, dibedakan. Mereka menyatakan sikap, mereka bercerita, mereka beresonansi dengan konsumen.
           5.      Untuk menjadi pribadi, merek tidak dapat yang sama di mana-mana.

Club Med, yang memiliki 120 desa di 40 negara dan lima benua, sedang mengejar strategi rebranding yang secara geografis lebih beragam, Vanderslice berkata. Club Med menggunakan ungkapan, "global tapi lokal." Karena branding adalah tentang membangun hubungan, peran budaya sangat besar. Layanan yang sama atau produk mungkin memiliki manfaat yang berbeda untuk pelanggan yang tinggal di budaya yang berbeda. Vanderslice diringkas Club Med's rebranding filsafat dalam dua kata, "root dan link."

Perusahaan ini berakar dalam konsep asli, yang merupakan nilai-nilai inti dari kebebasan, kreativitas dan spontanitas. Club Med juga mendukung hubungan kuat antara desa-desa 'dan tamu mereka, yang memastikan fleksibel jawaban untuk setiap pengalaman dan kepuasan tamu.
POSISI CLUB MED
Produktivitas dan efisiensi
    a.       Tugas pertama untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dengan pendekatan merek, Aquarius, menawarkan kemudahan dengan harga yang lebih murah dan memfokuskan kembali konsep asli: semuanya paket liburan. Bourguignon menyadari bahwa klien dari Club tradisional (lama) mengharapkan kualitas produk dengan harga yang masuk akal dan sejak memotong elemen produk dalam pemesanan untuk membuat harganya murah adalah hal yang jauh dari konsep asli, yang ditawarkan Aquarius tidak sesuai dengan citra Club. Di masa yang akan datang, dia berencana untuk mengenalkan jarak (tingkatan) produk dengan level harga yang berbeda tetapi semua dilengkapi dengan fitur (keistimewaan) dan fasilitas yang lengkap.

    b.      Berikutnya kelompoknya memeriksa kembali setiap pedesaan untuk menilai area yang membutuhkan peningkatan kualitas. Tahun 1999, semua pedesaan diperbaiki. Untuk menigkatkan keuntungan, perusahaan telah memperkenalkan satu langkah yaitu memperpanjang musim di beberapa pedesaan, beberapa pedesaan itu dibuka hanya 3 bulan setiap tahunnya.

     c.       Strategi baru mengenai Sumber Daya Manusia (SDM) sudah dilaksanakan yaitu pengurangan karyawan, hal itu dilakukan untuk membayar gaji karyawan di sektor lain. Di beberapa pedesaan, karyawan Club bekerja dua setengah kali lipat lebih banyak dibanding karyawan hotel lain di wilayah itu. Pelaksanaan kerjasama pembayaran dan sistem pembayaran juga telah diperkenalkan.
Proses pemosisian kembali (repositioning)
     1.      Pertama, proses pemosisian kembali adalah untuk menangkap kembali pelanggan Club lama (tradisional) yaitu: pasar anak muda dan keluarga. Satu permasalahan pemasaran adalah focus pada bisnis utamanya, hanya bisa mengukur untuk menarik segmen pasar lain.
      2.      Fokus saat ini adalah dalam memasarkan merek, labih konsentrasi untuk memperoleh lebih dari real estate dan asset perusahaan yang bergerak jauh dari fokus produk dalam memanajemen merek.
     3.      Salah satu merek inti telah dibentuk kembali, perusahaan berencan menawarkan tingkatan produk baru seperti tur budaya, pertemuan bisnis dan konvensi di bawah label Club Med Bisnis, acara-acara (events) dengan label Club Med Bisnis dan mengembangkan Club Med World. Sebuah tempat hiburan dan belanja, dengan diskotik dan gedung bioskop sebaik outlet retail dan agen perjalanan.

     Demikian Philippe Bourguignon mengerti bahwa kekuatan dari Club merusak merek dan konsep dan gaya hidup yang berasosiasi dengannya. Tetapi dia menyadari bahwa kunci bertahan adalah perbedaan. Jadi strategi ini jelas: menjaga dan meningkatkan merek dan menciptakan tingkatan produk baru dibawah ‘payung’ ClubMed.
 Konsep pengembangan ClubMed bersinergi dengan pemerintah setempat. Sebagai contoh pengembangan Club Med di Mexico, dimana pemerintah mengharapkan dengan berdirinya Club Med akan meningkatkan pertumbuhan pariwisata di Mexico. Pemerintah membantu sebagian pendanaan pengembangan Club Med berdasarkan perjanjian kedua belah pihak. Club Med sebagai pemimpin dalam pembangunan dan pengembangan Club Med, lebih daripada pihak pemerintah.Club Med juga menetapkan aturan-aturan, metode, standard-standar, produk serta mengendalikan pemasaran dan harga.
 
Kekuatan
      1.      Identifikasi merek kuat
      2.      Konsep yang masih berjalan
      3.      Staff frontline yang professional di pedesaan dan tempat perisitirahatan
      4.      Mendahulukan pasar keluarga
      5.      Posisi yang bersaing di pasar Amerika
      6.      Harga yang bersaing di pasar liburan musim salju (walaupun ini tidak benar-benar dikenal)
      7.      Sebagai leader dalam pengembangan proyek

Kelemahan:
        Ø  Pemimpin kantor manajemen
        1.      Kekurangan pemimpin kantor manajemen yang terlatih
        2.      Definisi tanggungjawab pada level manajemen yang tidak jelas
        3.      Samar-samar dan tidak jelas
        4.      Kekurangan proses anggaran belanja

        Ø  Produk
        1.      Satu dari tiga pedesaan di dalam Negara anggota membutuhkan perbaikan
        2.      Terlalu pendeknya musim liburan sehingga biaya menjadi mahal utuk bepergian ke pedesaan
        3.      Perbandingan gaji karyawan yang tinggi
        4.      Produknya terasa lebih mahal di Perancis

       Ø  Dampak arus pemasaran
       1.      Manajemen merek yang tidak efektif
       2.      Komunikasi yang tidak efektif
       3.      Citra yang tidak jelas
       4.      Ketidakjelasan pemahaman tentang profil konsumen
(“kita ingin menyentuh setiap orang tetapi kita tidak menyentuh satupun”)

TOPIK DISKUSI
1.      Apakah manfaat dan masalah ekonomi yang ditimbulkan dari Club Med terhadap :
a.       Negara dengan perekonomian maju (Seperti Italia dan Amerika Serikat)
b.      Negara dengan perekonomian sedang berkemban
JAWABAN:

        Secara nyata, kegiatan pariwisata (pengembangan Club Med) memberikan manfaat pada penjualan, keuntungan, lapangan kerja, pendapatan pajak dan penghasilan dalam suatu daerah. Dampak yang paling dirasakan langsung, terjadi di dalam sub-sektor pariwisata primer, -penginapan, restoran, angkutan, hiburan dan perdagangan eceran (retail). Pada tingkat kedua, di sub-sektor sekundernya, berpengaruh pada sebagian besar sektor ekonomi.
Analisis dampak ekonomi kegiatan pariwisata (pengembangan Club Med) lazimnya berfokus pada perubahan penjualan, penghasilan dan penempatan tenaga kerja di daerah bersangkutan yang terjadi akibat kegiatan pariwisata (pengembangan Club Med). Pada dasarnya analisis dampak ekonomi pariwisata menelusuri aliran uang dari belanja wisatawan, pertama-tama ke:
1.      Kalangan usaha dan badan-badan pemerintah selaku penerima pengeluaran wisatawan; kemudian ke:
2.      Bidang Usaha lainnya selaku pemasok (supplier) barang dan jasa kepada usaha pariwisata;
3. Rumah Tangga selaku penerima penghasilan dari pekerjaan di bidang pariwisata dan industri penunjangnya;
4.      Pemerintah melalui berbagai pajak dan pungutan (resmi) dari wisatawan, usaha dan rumah tangga.

Manfaat Club Med bagi perekonomian negara maju dan negara berkembang :
1.      Meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan Negara
2.      Memperkuat nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing
3.      Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Masalah-masalah ekonomi yang ditimbulkan :
Economic Leakages, hal ini disebabkan karena Club Med dimiliki orang perancis, hal ini berarti keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha Club Med akan lari ke negara perancis

Rabu, 16 Mei 2012

Tugas ekonomi

1.    Buatlah suatu rancangan penelitian penerimaan devisa dari sektor pariwisata negara/daerah tempat tinggal anda. Buatkan kerangka kerja penelitian anda yang memuat data-data apa saja yang diperlukan, dimana memperolehnya, tahapan dalam proses analisisnya serta hal-hal lain yang menurut pendapat anda bisa dimasukan kedalam kerangka kerja tersebut ?
Jawab :
Kerangka Kerja Penelitian Penerimaan Devisa Dari Sektor Pariwisata Di Kota Bumi Serpong Damai

1.      Latar Belakang
Sektor pariwisata akan menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) Kota BSD yang sangat potensial di masa mendatang. Karenanya, sektor ini harus mendapat perhatian yang serius baik dari pemerintah maupun masyarakat BSD. Sektor pariwisata mengutamakan kekuatan jasa atau pelayanan yang kian berkembang secara variatif. Sektor pariwisata sangat cocok untuk dikembangkan di BSD. Secara geografis, BSD berada di antara dua provinsi yakni Banten, dan DKI Jakarta. Karena keberadaannya yang strategis ini, BSD selalu dijuluki sebagai Kota Mandiri, sehingga sektor pariwisata yang bisa diandalkan.
Dalam beberapa tahun terakhir ini banyak berkembang pesat sarana perekonomian seperti mal atau pusat pebelanjaan dan hotel maupun apartemen, di samping obyek wisata yang lain seperti Ocean park dan Convention. Selain itu, BSD memiliki besarnya potensi sumber daya alam yang mempesona, seperti masih banyak tersedia resapan air yang dibuktikan dengan banyaknya taman kota  yang masih berfungsi sebagaimana mestinya, 30 persen lahan hijau yang membuktikan Kota BSD masih asri dan   didukung dengan kualitas tanah yang sangat layak untuk ditanami, maka sangatlah besar potensi peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat melalui sektor  pariwisata tersebut.

2.      Sumber Informasi Penerimaan Devisa
Dengan melihat penjelasan di atas maka kita dapat mengetahui besarnya sumber devisa yang didapat melalui objek-objek maupun tempat di kota BSD yang dikunjungi oleh para wisatawan. Besarnya devisa yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata dapat kita ketahui melalui :
a.         Bursa Valuta Asing
Di sekitar BSD banyak tersedianya tempat-tempat penukaran uang (money changer) dan pusat-pusat peredakan valuta asing lainnya.
b.        Badan-badan Pusat Statistik
Data-data yang dikumpulkan dan dapat dianalisa yang terkait dengan jumlah wisatawan pada tahun yang akan diteliti dengan melalui Badan Pusat Statistik khususnya dalam sektor pariwisata di kota Depok.

3.      Metode Penelitian Penerimaan Devisa
a.         Metode Survei
Dimana metode ini saya akan mengumpulkan data secara langsung kepada wisatawan yang berkunjung ke objek wisata yang ada di BSD.
b.        Metode Perkiraan
Dalam metode ini saya mengumpulkan data melalui data-data yang sudah ada pada instansi, sehingga saya hanya mengolah kembali data-data yang diperlukan untuk analisis selanjutnya.

4.      Hal-Hal Yang Perlu Diketahui Dalam Memperkirakan Penerimaan Devisa
a.         Jumlah Wisatawan
Jumlah wisatawan yang dapat saya ketahui yaitu wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.
b.        Rata-Rata Lama Tinggal Wisatawan
Tingkat rata-rata lamanya seluruh wisatawan berada disuatu daerah atau negara tujuan wisatawan. Biasanya terdapat kelompok wisatawan tertentu yang mengunjungi suatu daerah atau negara dalam waktu yang singkat namun ada pula yang mengunjungi daerah atau negara tersebut dalam waktu yang relatif lama.
c.         Rata-Rata Pengeluaran Wisatawan Per Hari
Rata-rata pengeluran wisatawan perhari dibedakan kedalam pengeluaran rata-rata wisatawan  nusantara yang diberi persamaan ed (Expenditure of Domestic Tourist) dan pengeluaran wisatawan mancanegara dengan persamaan ef (Expenditure of Foreign Tourist).
d.        Pendapatan Nasional/Regional
Untuk mengetahui perhitungan dalam lingkup regional(di kota BSD)
e.         Nilai Tambah
Besarnya penambahan nilai suatu produk atau jasa karena mempergunakan bahan baku berbentuk barang atau jasa yang berasal dari tempat yang sama

SOAL 2
Propinsi Kopo memiliki jumlah penduduk 8.310.000 jiwa. Pada tahun 1993, jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi provinsi ini tercatat sebanyak 678.542 orang. Sedangkan wisatawan nusantara yang datang melakukan kegiatan wisata di kawasan ini berjumlah 1.134.860 orang wisatawan. Menurut kantor pariwisata Kopo kecenderungan kegiatan pariwisata di daerah ini adalah sebagai berikut :

a.                Pengeluaran rata-rata wisatawan mancanegara per hari adalah 75 US$, sedang wisatawan nusantara memiliki pengeluaran rata-rata per harinya sebesar  Rp.25.000
b.                 Rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara 10 hari sedangkan wisatawan nusantara 5 hari.
c.                 Nilai tambah Provinsi Kopo diketahui besarnya 45%
d.                Pendapatan regional provinsi ini diketahui sebesar Rp.1.625.000.000.000,00
e.                 Pada tahun 1993 1 US $ sebanding dengan Rp.2.500,-


1.      Menghitung dan memberikan analisis atas intensitas pariwisata provinsi Kopo.
Jawab :

          ((Nf x Lf) + (Nd x Ld)) x 100%      
                            P   
TI        = ((678.542x10) + (1.134.860x5)) x100%
                                    8.310.000
TI        = (6.785.420 + 5.674.300) x 100%
                        8.310.000
TI        = 12. 459.720 x 100% = 150%
                8.310.000


2.   Menghitug besarnya pendapatan yang diperoleh dari kegiatan sektor pariwisata di provinsi Kopo.
Jawab :

Y    =    (Nd x Ld x ed)    +    (Nf x Lf x ef)   
Y =   ( 1.134.860 x 5 x 25.000 ) + ( 678.542 x 10 x 187.500 )
Y =  141.857.500.000  +  1.272.266.250.000
Y  = Rp 1.414.123.750.000



3.      Menghitung besarnya sumbangan yang diberikan oleh sektor pariwisata terhadap pendapatan regional provinsi ini.
Jawab :

          Y x Va x 100%      
                   NY   
CT = 1.414.123.750.000x45% x 100% = 39%
            1.625.000.000.000





4. .      Buatkan analisis mengenai kondisi kegaitan pariwisata di provinsi Kopo ditinjau dari sumbangan kegiatan sektor pariwisata.
Jawab :
            Kontribusi atau sumbangan yang di berikan sektor pariwisata terhadap pendapatan regional Provinsi Kopo adalah 39% dari Rp. 1.625.000.000.000 atau sebesar Rp. 633.750.000.000,-. Dengan hasil 39% dan nilai tambah Provinsi Kopo sebesar 45%, dalam hal ini bisa dikatakan bahwa sektor pariwisata akan menjadi penyumbang pendapatan regional terbesar diprovinsi ini dan akan menghasilkan yang lebih baik pada tahun – tahun yang mendatang.




Selasa, 24 April 2012

Tugas Ekonomi



Pertanyaan
1.   Terdapat 2 (dua) buah Negara bertetangga yang pertama adalah Negara Astina dan Negara Amarta. Negara Astina memiliki jumlah penduduk 14.500.000 jiwa sedangkan Negara Amarta memiliki jumlah penduduk 9.700.000 jiwa. Penduduk Negara Astina yang melakukan perjalanan wisata minimal 1 (satu) kali berjumlah 1.150.000 orang; penduduk yang melakukan perjalanan wisata 2 (dua) kali berjumlah 475.000 orang; penduduk yang melakukan perjalanan wisata 3 (tiga) kali berjumlah 185.000. Penduduk Amarta yang melakukan perjalanan wisata minimal 1 (satu) kali berjumlah 675.000 orang; penduduk yang melakukan perjalanan wisata 2 (dua) kali berjumlah 355.000 orang; penduduk yang melakukan perjalanan wisata 3 (tiga) kali berjumlah 193.000. Adapun yang harus anda analisis adalah negara mana yang menurut anda paling besar kemampuan sebagai negara asal wisatawan, sebutkan alasan-alasan anda dalam menarik kesimpulan yang telah anda berikan

          JAWAB :


     Keterangan Tabel :
Adapun cara menganalisis dari Tabel I Tingkat Kunjungan Wisata Negara Astina dan Negara Amarta adalah 
 a) Berdasarkan Perhitungan Kecenderungan Perjalanan Bersih

NTP
=

N
x 100%
P




Diketahu,
 Negara Astina                                     Negara Amarta
     
           NTP           =  1.810.000   x 100 %           NTP   =  1.223.000  x 100%
               14.500.000                                        9.700.000
                                         
            = 0.1248                                              =  0.1261
            = 12.48 %                                            = 12.61 %

          b)  Berdasarkan Perhitungan Kecenderungan Perjalanan Kotor :

GTP
=
T
x 100%
P
Keterangan
GTP       
Kecenderungan Perjalanan Kotor            
T   =   Jumlah perjalanan yang dilakukan
P   =  Jumlah penduduk dalam suatu negara atau kelompok masyarakat tertentu dalam suatu negara.
                


         Diketahui,,

Negara Astina                                      Negara Amarta
                 
GTP     = .655.000  x 100 %                  GTP     = 1.964.000  x 100 %
              14.500.000                                              9.700.000

            = 0.1831                                                 = 0.2025
            = 18.31 %                                               = 20.25 %
 
      c)  Frekuensi Perjalanan :
                 
TF
=
GTP
atau
TF
=
T
NTP

N
Keterangan : TF = Travel Frequecy

Diketahui,
Negara Astina                                    Negara Amarta

TF        = 18.31 %                                            TF        = 20.25 %
                           12.48 %                                                          12.61 %
           
= 1.5 Kali = 1 Kali                                          = 1.6 Kali = 1 Kali
                           
      Kesimpulan dari analisis diatas yaitu :
         Dari dua Negara bertentetangga tersebut yang memiliki kemampuan besar sebagai Negara asal            wisatawan adalah Negara Amarta. Karena dengan Tingkat Kunjungan wisata yang terdapat di Tabel I, maka Negara Amarta memiliki nilai yang unggul dalam segi kecenderungan perjalanan keuntungan bersih maupun kotor dan tingkat frekuensi dibandingkan dengan Negara Astina


 2.      Sebutkan apa saja sifat-sifat dari kecenderungan perjalanan ?
   
JAWAB : 

  •              Kecenderungan Perjalanan yang Tinggi disebabkan oleh :
a)      Pendapatan penduduk yang besar
b)      Tingkat profesionalisme masyarakat (Wiraswasta, Direktur, Karyawan tingkat tinggi, dll)
c)      Penduduk kota-kota besar
d)     Kelompok usia antara 20-45 tahun
e)      Kelompok keluarga kecil dan keluarga-keluarga yang memiliki anak-anak usia sekolah.
f)       Tingkat pendidikan penduduk yang tinggi

  •           Kecenderungan Perjalanan yang Rendah disebabkan oleh :
a)      Pendapatan penduduk yang kecil
b)      Pekerjaan penduduk seperti Petani, Buruh dan Pensiunan
c)      Anak-anak kecil dan orang-orang diatas 75 tahun.
d)     Para penghuni desa yang penduduknya kurang dari 2.000 orang
e)      Anggota keluarga besar (>5 orang)



3.      Berikan contoh dari produk jasa kepariwisataan yang berada pada kondisi elastis, elastisitas murni dan tidak elastis. Berikan alasan mengenai apa yang anda sebutkan tersebut ? 
     JAWAB :
           
             a)  Kondisi Elastis
   
    Seorang wisatawan yang melakukan perjalanan wisata yang dibayarkan oleh perusahaan tempat wisatawan tersebut bekerja.    
 
      Seorang karyawan yang mendapatkan hadiah keluar negeri karena memenangkan Employee  Of  The Year, sehingga karyawan tersebut melakukan perjalanan wisata keluar negeri. Dan perjalanan wisata tersebut dibayarkan oleh perusahaannya. Sehingga karyawan yang melakukan perjalanan wisata tidak perlu mengeluarkan biaya sendiri Karena semua perjalanannya sudah dibayarkan oleh perusahaan.
          
            b)  Kondisi Elastisitas Murni

   Kenaikan harga bahan makanan dapat mempengaruhi harga produk di dalam bidang jasa pariwisata. Karena harga dari makanan tersebut akan naik, tetapi berapapun harga makanan, permintaan akan produk tersebut akan sama besar(tidak berubah). 
          
              c)  Kondisi Tidak Elastis

Kenaikan harga tiket pesawat
     Seorang wisatawan yang ingin melakukan perjalanan wisata dengan menggunakan tidak pesawat A. Tetapi karena jatuh pada hari raya maka harga tiket pesawat A tersebut menjadi naik 50%.Maka wisatawan tersebut mengganti maskapai penerbangan A ke B yang dimana tiket tersebut lebih murah. Maka Maskapai penerbangan A mengalami penurunan permintaan.